Akan ada saatnya dalam karir atau kehidupan secara umum seseorang,  diminta untuk mengidentifikasi kelemahan kita. Dalam karir, pada sesi wawancara pertanyaan tersebut sangat umum dan tak sedikit orang tidakt mampu menjawab atau kesulitan menjawab dengan jawaban “hebat”.
Jika kita tidak siap untuk pertanyaan ini, berakibat kita sangat canggung dan jawabannya mungkin tidak menemukan cara yang baik. 
Kita perlu mempelajari cara mengidentifikasi dan memahami kelemahan kita sendiri dan bagaimana mengomunikasikannya dengan baik kepada orang lain.
Pertama yang harus kita perhatikan adalah pahami pertanyaannya. Ketika Anda ditanya tentang kelemahan Anda, terutama dalam wawancara. Apakah Anda sadar akan kelemahan Anda dan apa yang Anda lakukan terhadap mereka. Jika jawabannya adalah “Saya tidak punya,” maka jelas bahwa kelemahan utama adalah kurangnya kesadaran diri. Juga, penting untuk memahami bahwa menyadari kelemahan tidak sama dengan lemah dan mengkompensasi kelemahan Anda sebenarnya merupakan kekuatan yang sangat penting.
Kedua adalah” dipersiapkan”, Kita harus secara teratur memeriksa diri kita untuk mengidentifikasi kelemahan utama kita. Jika tidak, kita tak akan dapat mengomunikasikannya kepada orang lain. Jika kita sudah tahu jawabannya, kita tidak perlu lagil meraba-raba dan kita akan memiliki penghargaan yang jauh lebih besar di mata pewawancara.
Ketiga, analisislah kelemahan kita secara teratur. Seperti yang ditunjukkan di atas, ini bukan tebakan satu kali. Kita harus melakukan latihan ini secara rutin. Mulai dengan siklus berulang 3 bulan dan jika itu terlalu sering, jatuhkan ke setiap 6 bulan sekali.
Keempat, jujur tapi strategis. Mengatakan “Saya seorang perfeksionis dan saya menganggap orang yang selalu bertanggung jawab” padahal Anda tidak. Itu bukan ide yang bagus. Ketika seseorang bertanya tentang kelemahan kita, jujurlah. Katakan yang sebenarnya. Pada saat yang sama, pelajari cara menempatkan kebenaran untuk menempatkan posisi terbaik kita ke depan dalam bermasyarakat. Ini akan membantu kita menjadi sosok kepribadian diri yang lebih utuh.
Kelima jangan memutar jawaban kita untuk membuat pewancara simpatik. Kelemahan utama kita adalah bahwa kita sudah sempurna tetapi selalu gagal. “Kelemahan terbesar saya adalah bahwa saya terlalu perfeksionis” akan membuat pewawancara berpikir Anda hidup dalam penyangkalan diri Anda. Akan tetapi jika ini benar-benar area yang Anda perjuangkan, jadikan jawaban anda jujur dan dapat diterima oleh pewawancara dengan tanggapan seperti itu. seperti, “Saya terkadang terlalu menganalisis produk /pekerjaan saya yang dapat menyebabkan saya ketinggalan dalam tugas-tugas lain.”
Keenam, jernih dan ringkas. Jangan melebih-lebihkan sesuatu hal atau mengoceh kesana kemari.  Pewawancara mencari sesuatu yang sangat spesifik dalam pertanyaan ini.
Ketujuh, segera ikuti dengan solusi proaktif. Anda dengan jelas mengidentifikasi kelemahan Anda, menyatakannya secara singkat dan menunjukkan bahwa Anda memiliki kesadaran yang baik tentang masalah pribadi Anda. Anda sekarang dapat menunjukkan kepada mereka apa yang Anda lakukan untuk mengatasi masalah ini. 
Delapan, berhenti bicara dan tunggu. Diamlah sejenak dan tunggu pewawancara untuk berbicara untuk memberi tanggapan atau mungkin pertanyaan lainnya.  Pewawancara mungkin menyisipkan (dengan sengaja) jeda yang panjang untuk melihat apa yang akan Anda lakukan. Lihatlah mata mereka dengan ekspresi nyaman di wajah Anda dan tunggu mereka memberi Anda umpan balik.
Sembilan, bersiaplah jika pewawancara mengorek lebih jauh atau memastikan konsistensi jawaban kita. Pewawancara sangat mungkin menanyakan pertanyaan yang sama untuk kedua kalinya dan sering kali ketiga kalinya. Jika kita diminta untuk keempat kalinya, ada cara yang baik untuk mengatasinya. “Saya membatasi fokus saya pada tiga kelemahan saat ini,  jika Anda bertanya lagi pada bulan Juni, saya mungkin memiliki jawaban yang berbeda untuk Anda. ”
Sampai pada tahap ini sebenarnya kita telah menyelesaikan jawaban tentang kelemahan-kelemahan kita. Selanjutnya kita harus mampu memberikan sample sample sikap responsif. Hal ini biasanya sebagai bagian strategi pewancara untuk mengupas personal kepribadian kita. Perlu diperhatikan bahwa wawancara merupakan sesi test berkomunikasi, jadi pastikan bahwa bahasa verbal maupun non-verbal tertata dengan baik dengan dilandasi kepercayaan diri yang cukup.

     Baca :
               Trik Komunikasi Online
               Kecerdasan dan Kearifan
               Positive Visualitation
               Disiplin Karyawan